Jumat, 10 Mei 2013

Ketika Rasa Itu sudah Berakar Kuat


Apapun yang kuat, pasti tidak mudah untuk ditaklukkan. Lebih tepatnya..mungkin butuh proses, bukankah begitu?. Itu yang mungkin pernah aku dan beberapa orang terdekatku rasakan. Ketika seseorang mempunyai rasa terhadap orang lain, baik rasa cinta ataupun rasa marah, biasanya akan bersarang kuat dan butuh waktu yang tidak sebentar untuk melepaskan rasa itu. Disini aku sedang tidak ingin membicarakan rasa cinta, aku lebih tertarik membahas rasa marah dan tolong..jangan tanya ‘mengapa?’.. :)


Ketika seseorang pernah tersakiti oleh orang lain, maka kenangan akan rasa sakit itu akan sulit terlepas dari memori. Sehingga, ketika orang tersebut melakukan sedikit kesalahan lagi, maka seringkali tidak mudah untuk dimaafkan kembali. Jikalau dimaafkan, pasti rasanya berbeda seperti sebelum dia melakukan kesalahan. Entah sadar atau tidak, pasti rasanya tidak sama seperti sebelumnya. Diibaratkan seperti sebuah kaca, ketika kaca itu retak atau terbelah mejadi dua, mungkin masih bisa disatukan kembali. Atau mungkin seperti tali..ketika tali terputus, masih bisa kita sambung lagi. Hanya saja yang harus diingat, kaca dan tali tersebut tidak bisa kembali dalam keadaan semula, pasti akan meninggalkan tanda bahwasanya benda tersebut pernah pecah atau terputus.

Berbeda dengan hati, hati bukan terbuat dari kaca atau tali. Hingga seharusnya, ketika kita sudah memaafkan kesalahan orang lain, sudah tidak akan ada lubang atau bekasnya lagi. Karena sangat berbahaya, apabila dihati ada lubang, itu bisa menyebabkan kematian. Sungguh, aku tidak menakut-nakuti, jika ada yang tidak percaya, mungkin bisa dikonsultasikan pada dokter atau ahlinya.:D Baiklah, kita kembali ke topik utama, sebenarnya..apa yang melatarbelakangi bisa sampai terjadi hal seperti itu (sulit memaafkan lagi kesalahan yang pernah orang lain lakukan)? Mungkin jawabannya akan beragam, namun jawaban dari diriku, karena rasa itu sudah berakar kuat dalam diri orang tersebut. Akan menjadi percuma jika sebuah tanaman ditebang namun tidak dicabut akarnya. Ia akan tetap tumbuh subur, sehingga jalan satu-satunya yaitu mencabut akar yang bersarang tersebut.

Sekarang..yang jadi permasalahannya, “bagaimana cara mencabut akar yang sudah bersarang kuat dalam hati seseorang?”. Sekalipun akar tersebut tidak akan tumbuh lagi, namun percayalah..ia hanya akan menjadi akar yang busuk dalam hati kita, menjadi benalu yang tidak mendatangkan manfaat. Semua dikembalikan kepada diri kita masing-masing. Ada bermacam-macam cara yang bisa kita lakukan. Dalam lingkungan keluarga, dalam lingkungan pendidikan agama, dalam lingkungan pendidikan formal maupun nonformal, pasti sudah terlalu sering kita belajar teori tentang sifat pemaaf, sabar, dan ikhlas, tinggal bagaimana saat ini kita mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita tanyakan pada diri kita sendiri, akankah tetap dalam keadaan keras hati?. Sesuatu yang baik akan mendatangkan kebaikan, sesuatu yang buruk akan mendatangkan keburukan. Mungkin tidak hari ini, tapi bisa dikemudian hari.***

0 komentar:

Posting Komentar