“Atiku loro pas ngerti neng atimu
ora mung siji tapi loro. Mergake aku ngerti nek enek loro, makane aku dadi
loro”. Loro..ya
hidup ini tidak bisa terlepas dari kata “Loro”.
Sebuah kata yang sama penulisannya namun beda pelafalannya atau biasa kita
sebut homograf.
Kini
salah satu jenis homograf tersebut singgah di hatiku. Kucoba usir dari hati
ini, namun tetap ia tak beranjak sedikitpun. Ironis…mungkin memang butuh waktu
untuk membuatnya pergi. Jawabannya, kita kembalikan lagi kepada waktu,
kelak..waktu akan menjawabnya. Karena kita tak pernah tahu, akhir cerita ini
akan seperti apa. Harapku, semoga menjadi happy
ending pada kisah ini. Aamiin..
0 komentar:
Posting Komentar